Minyak goreng bukan hanya kebutuhan rumah tangga, tetapi juga komoditas strategis yang berkaitan langsung dengan hajat hidup masyarakat luas. Menyadari hal tersebut, BPAP Padang menyelenggarakan Sharing Knowledge Series #4 dengan tema “Pengawasan Minyak Goreng dari Hulu ke Hilir”, Experiential Learning, Alumni Bisa! pada 10 September 2025 secara virtual. Kegiatan ini dirancang untuk memperkaya wawasan peserta, sekaligus memperdalam pemahaman mengenai peran pengawasan dalam menjaga stabilitas pasokan dan keterjangkauan harga minyak goreng di Indonesia. Acara resmi dibuka oleh Kepala Pusat Pengembangan Kompetensi Aparatur Perdagangan Bapak Muhammad Rivai Abbas, yang dalam sambutannya menyampaikan minyak goreng merupakan salah satu barang kebutuhan pokok hasil industri, yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, berbagai tantangan dan isu muncul di sepanjang rantai pasok minyak goreng, mulai dari produksi (hulu) hingga distribusi dan konsumsi (hilir). Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami seluruh rantai pasok tersebut untuk menjamin kualitas dan keamanan produk yang sampai ke konsumen.
Sharing Knowledge Series #4 ini menghadirkan salah seorang alumni pelatihan teknis di BPAP Padang yaitu Bapak Putra Biliton, yang merupakan Pengawas Perdagangan Ahli Muda pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Belitung Timur, Dalam paparannya beliau menekankan bahwa fokus pengawasan minyak goreng perlu dilakukan melalui tiga aspek utama, yaitu: • Monitoring Distribusi dan Stok Memastikan ketersediaan barang, kelancaran pasokan, serta keterjangkauan harga di pasaran • Pengawasan Tertib Niaga Meliputi kepatuhan perizinan usaha, pengendalian Tanda Daftar Gudang (TDG), serta pencegahan praktik curang dalam perdagangan. • Pengawasan Barang Dalam Keadaan Terbungkus (BDKT) Memastikan kesesuaian pelabelan produk dengan ketentuan yang berlaku serta kebenaran kuantitas isi barang. “Pengawasan tidak hanya berhenti di gudang atau di pasar. Kita harus memastikan rantai ini dari hulu hingga hilir benar-benar terjaga. Kalau satu titik lemah, akan langsung berdampak kepada masyarakat,” ujarnya.
Tidak hanya mendengarkan paparan, peserta juga terlibat aktif mengajukan pertanyaan dan berbagi pengalaman di lapangan, diantaranya ada yang menyoroti pentingnya koordinasi antar instansi dalam penegakan aturan, sementara yang lain menekankan perlunya pengawasan distribusi di daerah terpencil, tertinggal, terluar dan perbatasan (3TP).
Acara ditutup dengan kuis interaktif dan pembagian doorprize kepada para pemenang. Dalam kesempatan tersebut, panitia menyampaikan harapan agar Sharing Knowledge Series #4 tidak sekadar menjadi forum diskusi, tetapi juga menjadi langkah nyata dalam memperkuat pengawasan minyak goreng secara menyeluruh—mulai dari hulu hingga hilir. Dengan adanya kolaborasi dan komitmen bersama, diharapkan sistem tata niaga minyak goreng ke depan dapat terwujud lebih transparan, akuntabel, serta benar-benar berpihak kepada masyarakat.